Kakak ?
Ku
pejamkan mata ini, kulihat dua senyum yang begitu indah penuh dengan keceriaan
tanpa beban, lepas. Berlari kesana-kemari di sebuah taman, sangking asyiknya
hingga tak mereka sadari hari sudah mulai gelap. Tetapi mereka masih
melanjutkan permainan petak umpet. Sang kakak menutuppi wajah mungilnya dengan
kedua tangannya dan mulai berhitung satu hingga sepuluh. Sang adik sedang asyik
mencari tempat sembunyi, tanpa ia sadari ia sudah terlalu jauh dari kakak
laki-lakinya. Ia jongkok dibalik semak-semak dan tersenyum kecil berharap
kakaknya menemukannya.
“Mi!
kamu dimana?” Sang kakak mulai panik karena tak kunjung menemukan adiknya
sedangkan hari sudah mulai gelap.
“Hihihi…
kakak pasti kebingungan mencariku. Biarlah, pasti aku yang menang.” Sang adik
tersenyum kecil.
“Mi,
kita pulang yuk! Udah mulai gelap nih, kakak ngaku kalah deh. Tapi kamu keluar
ya, kita pulang sekarang.” Sang kakak kebingungan mencari adiknya yang tak
kunjung muncul.
“Kakak!”
Sang adik keluar dari persembunyiannya, tapi betapa takutnya ia saat mengetahui
tidak ada siapa-siap ditaman itu.
Air
mata mulai mengalir dipipi sang adik, ia terdiam dan terduduk dengan rasa takut
yang mulai menghinggapinya. Ia kebingungan dan mulai mencari-cari dalam
ketakutannya. Kepalanya tertunduk disandarkan dilutut yang tertekuk dan dipeluk
tangan mungilnya. Bagaikan hilang dalam ketakutan yang tak berujung. Sendirian
dalam gelap, dingin angin malam mulai menusuk kedalam tulang yang masih muda.
Terdengan isak tangis yang pelan tapi terasa sangat menyakitkan.
“Kakak!
Aku takut!” Sang adik tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
Terasa
pelukan yang hangat dari arah punggung sang adik. Terasa kasih sayang yang
begitu tulus, dan kehangatan yang begitu menenagkan. Tangis sang adik mulai
reda.
“Tenang!
Ini kakak, maafin kakak ya? Sekarang kita pulang.”
Sang
adik langsung berbalik dan memeluk kakaknya dengan erat. Tak ingin rasanya
melepaskan pelukan yang begitu hangat dari kakaknya.
“Aku
takut kak, jangan tinggalin aku lagi ya?”
“Iya.”
Melihat wajah adiknya yang terlihat begitu lelah karena ketakutan, sang kakak
melepaskan pelukan adiknya dan berdiri membelakangi adiknya sambil jongkok.
“Ayo naik. Kakak gendong!”
“Ayo naik. Kakak gendong!”
Tanpa
pikir panjang sang adik mulai memeluk punggung kakaknya. Sang kakak mulai
berjalan menuju rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar