Selasa, 16 Juli 2013

ASTI (asal ketik) ~ Kakak



Kakak ?
Ku pejamkan mata ini, kulihat dua senyum yang begitu indah penuh dengan keceriaan tanpa beban, lepas. Berlari kesana-kemari di sebuah taman, sangking asyiknya hingga tak mereka sadari hari sudah mulai gelap. Tetapi mereka masih melanjutkan permainan petak umpet. Sang kakak menutuppi wajah mungilnya dengan kedua tangannya dan mulai berhitung satu hingga sepuluh. Sang adik sedang asyik mencari tempat sembunyi, tanpa ia sadari ia sudah terlalu jauh dari kakak laki-lakinya. Ia jongkok dibalik semak-semak dan tersenyum kecil berharap kakaknya menemukannya.
          “Mi! kamu dimana?” Sang kakak mulai panik karena tak kunjung menemukan adiknya sedangkan hari sudah mulai gelap.
          “Hihihi… kakak pasti kebingungan mencariku. Biarlah, pasti aku yang menang.” Sang adik tersenyum kecil.
          “Mi, kita pulang yuk! Udah mulai gelap nih, kakak ngaku kalah deh. Tapi kamu keluar ya, kita pulang sekarang.” Sang kakak kebingungan mencari adiknya yang tak kunjung muncul.
          “Kakak!” Sang adik keluar dari persembunyiannya, tapi betapa takutnya ia saat mengetahui tidak ada siapa-siap ditaman itu.
          Air mata mulai mengalir dipipi sang adik, ia terdiam dan terduduk dengan rasa takut yang mulai menghinggapinya. Ia kebingungan dan mulai mencari-cari dalam ketakutannya. Kepalanya tertunduk disandarkan dilutut yang tertekuk dan dipeluk tangan mungilnya. Bagaikan hilang dalam ketakutan yang tak berujung. Sendirian dalam gelap, dingin angin malam mulai menusuk kedalam tulang yang masih muda. Terdengan isak tangis yang pelan tapi terasa sangat menyakitkan.
          “Kakak! Aku takut!” Sang adik tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
          Terasa pelukan yang hangat dari arah punggung sang adik. Terasa kasih sayang yang begitu tulus, dan kehangatan yang begitu menenagkan. Tangis sang adik mulai reda.
          “Tenang! Ini kakak, maafin kakak ya? Sekarang kita pulang.”
          Sang adik langsung berbalik dan memeluk kakaknya dengan erat. Tak ingin rasanya melepaskan pelukan yang begitu hangat dari kakaknya.
          “Aku takut kak, jangan tinggalin aku lagi ya?”
          “Iya.” Melihat wajah adiknya yang terlihat begitu lelah karena ketakutan, sang kakak melepaskan pelukan adiknya dan berdiri membelakangi adiknya sambil jongkok.
          “Ayo naik. Kakak gendong!”
          Tanpa pikir panjang sang adik mulai memeluk punggung kakaknya. Sang kakak mulai berjalan menuju rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar